Historical study on the development of the weaving motif of Bima, West Nusa Tenggara, Indonesia

Historical study on the development of weaving motif Bima, West Nusa Tenggara, IndonesiaThis aims to trace early history Bimanese identify and its 10 motifs defined in Bima Land Customary Law as part ethnic characteristics. The used a qualitative approach with data triangulation (observations, interviews, documentation). research result showed that activity spinning yarn was known by before expedition Sang land rising sun (Satonda Island, volcanic area Sumbawa Island), which became ancestors Bimanese. They make clothes, using similar procedures Javanese weaving. Initially, woven were only form stripes rectangles, but acculturation culture during heyday Majapahit influenced Kingdom 11-13th centuries. Subsequently, there also Bugis Malay after turned into Sultanate. For instance, choosing leader, people should adopt principle nggusu waru (octagonal) or must always bring benefits noble characteristics like scent flower Satako motif. Kajian sejarah perkembangan tenun Tenggara Barat, IndonesiaTujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri awal masyarakat menge­nal tenunan dan motif-motif yang diterapkannya hingga terbentuk ditetapkan dalam Hukum Adat Tanah (HATB) sehingga menjadi ciri khas etnis Bima. Metode digunakan pada pendekatan kualitatif dengan triangulasi (obser­vasi, wawancara, studi dokumen). Hasil menunjukkan bahwa kegiatan pemintalan benang telah dikenal oleh sebelum pengembaraan tokoh ke negeri matahari terbit (Pulau Satonda, wilayah vulkanik di pulau Sumbawa) cikal bakal orang membuat pakaian, menerapkan seperti cara orang-orang Jawa hal menenun. Motif hanya berbentuk garis-garis segi empat, namun akulturasi budaya masa kejayaan ikut mempengaruhi kerajaan abad 11-13, selanjutnya, terjadi Melayu setelah berubah kesultanan penerapan lingkungan mengacu sesuai Syariat Islam. Seperti memilih pemimpin berdasarkan makna terkandung atau berkehidupan sosial, harus selalu membawa kebermanfaatan akhlak mulia sebagaimana aroma bunga sekuntum Satako.